MALANG – Satlantas Polres Malang melaksanakan pendidikan masyarakat (Dikmas) lalu lintas kepada karyawan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Kegiatan berlangsung di Hotel El Karangploso, Kabupaten Malang, pada Sabtu (13/9/2025).
Acara ini digelar dalam rangka program Mahameru Tantu Pagelaran yang terus digencarkan kepolisian. Melalui kegiatan tersebut, polisi berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih disiplin dalam berlalu lintas dan mengutamakan keselamatan di jalan.
Kasatlantas Polres Malang AKP Muhammad Alif Chelvin Arliska menjelaskan, sosialisasi kepada karyawan swasta dipilih karena mereka dianggap memiliki peran penting dalam menjadi teladan. Menurutnya, kelompok pekerja dapat menularkan budaya tertib lalu lintas di lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar.
“Kami terus hadir memberikan edukasi kepada berbagai lapisan masyarakat. Harapannya, karyawan PNM bisa menjadi pelopor keselamatan lalu lintas di lingkungannya masing-masing,” ujar Alif, Sabtu (13/9/2025).
Dalam kegiatan tersebut, polisi juga mengingatkan kembali pentingnya disiplin dalam berkendara. Edukasi mencakup penggunaan helm standar bagi pengendara sepeda motor, penggunaan sabuk keselamatan bagi pengemudi mobil, serta kepatuhan terhadap rambu-rambu lalu lintas.
Alif menegaskan, keselamatan di jalan bukan hanya tanggung jawab polisi, tetapi juga setiap individu. Menurutnya, langkah kecil dalam disiplin berkendara akan berdampak besar dalam menekan angka kecelakaan.
“Gunakan helm standar bagi pengendara motor, sabuk keselamatan bagi pengemudi mobil, serta patuhi rambu-rambu yang ada. Kedisiplinan ini akan mengurangi risiko kecelakaan,” ungkapnya.
Selain imbauan keselamatan, Unit Kamsel Satlantas Polres Malang turut memperkenalkan sistem tilang elektronik (ETLE) dan aplikasi Incar. Sosialisasi ini dimaksudkan agar para karyawan memahami bahwa teknologi tersebut bertujuan membangun disiplin, bukan sekadar penindakan.
Kanit Kamsel Satlantas Polres Malang Ipda Umar Kiswoyo menuturkan, pemahaman soal teknologi ini penting agar masyarakat tidak salah persepsi. Menurutnya, ETLE justru memberikan transparansi dan kepastian hukum bagi pengguna jalan.
“Kami ingin mereka paham bahwa ETLE bukan sekadar penindakan, tapi juga sarana membangun kedisiplinan. Dengan teknologi ini, pelanggaran bisa terpantau secara lebih transparan,” kata Umar.
Selain itu, peserta juga mendapat pemahaman mengenai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Regulasi ini menjadi dasar hukum bagi setiap pengendara agar memahami hak dan kewajiban saat berkendara di jalan raya.
Sejumlah karyawan yang mengikuti kegiatan tersebut mengaku mendapatkan banyak pengetahuan baru. Mereka menilai materi yang disampaikan sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam aktivitas sehari-hari.
“Kami mendapat banyak pengetahuan baru, terutama soal ETLE dan aturan berlalu lintas. Ini sangat bermanfaat untuk keselamatan kami sehari-hari,” ujar salah satu peserta. (kaji)
