Malang – Kayutangan merupakan salah satu kawasan ikonik di Kota Malang yang terkenal dengan nuansa sekaligus menjadi pusat perdagangan dan pariwisata. Sebagai pusat kegiatan kota, Kayutangan memiliki peran penting dalam mendukung sektor perekonomian bagi warga sekitar.
Banyak penduduknya bergantung pada sektor perdagangan, jasa, dan pariwisata. Usaha seperti toko tradisional, kafe, kedai kopi, dan usaha-usaha lainnya menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat. Dengan dikembangkannya kawasan ini yang disebut dengan “Kayutangan Heritage”, pendapatan dari sektor pariwisata pun terus meningkat.
Namun kawasan ini sering kali mengalami masalah kemacetan yang tak kunjung usai, yang di mana kemacetan ini bisa mengganggu kenyamanan warga bersama.
Penyebab utama kemacetan di Kayutangan berasal dari berbagai faktor. Salah satunya yaitu meningkatnya volume kendaraan pribadi yang tidak seimbang dengan kapasitas jalan. Sebagai pusat perdagangan dan pariwisata, kawasan ini sering kali menjadi tujuan utama bagi para wisatawan. Sehingga arus kendaaan pun meningkat terutama pada jam-jam sibuk dan akhir pekan. Kemudian, kurangnya lahan parkir.
Kurangnya lahan parkir kerap kali membuat macet arus lalu lintas, yang hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya kendaraan-kendaraan yang parkir sembarangan di tepi jalan.
Di sisi lain, kemacetan ini mencerminkan perkembangan ekonomi Kayutangan yang pesat. Keberadaan usaha-usaha kecil hingga menengah seperti kafe, toko souvenir, dan destinasi wisata heritage, menunjukkan daya tarik ekonomi di kawasan ini. Banyak pengusaha yang melihat Kayutangan sebagai lokasi yang strategis untuk mengembangkan bisnisnya.
Potensi ini juga didukung oleh meningkatnya kunjungan para wisatawan sekaligus juga daya beli masyarakat yang membawa dampak positif terhadap perekonomian lokal.
Namun, pertumbuhan ekonomi di kawasan ini bisa terhambat jika pemerintah tidak segera melakukan penanganan terhadap kemacetan. Karena kemacetan ini bisa menciptakan terganggunya mobilitas yang dapat mengurangi minat wisatawan untuk datang dan berbelanja.
Tidak hanya itu, emisi kendaraan yang tinggi bisa menciptakan polusi dan membuat lingkungan menjadi tidak nyaman.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya peran antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Misalnya, dengan membangun lahan parkir, menyediakan transportasi umum yang memadai, dan melarang kendaraan-kendaraan besar melewati area tertentu. Tidak hanya itu saja, seharusnya pemerintah juga bisa melakukan edukasi kepada tukang parkir.
Seperti kabar yang beredar, banyak sekali oknum-oknum tukang parkir yang meminta tarif parkir dengan harga yang sangat mahal. Hal ini tentunya membuat para wisatawan enggan untuk berkunjung.
Kemacetan di Kayutangan ini memang menjadi tantangan besar bagi masyarakat dan pelaku usaha di kawasan tersebut. Meski aktivitas pariwisata dan perekonomian berkembang pesat, tetapi tanpa adanya pengelolaan yang baik, kemacetan ini dapat menjadi hambatan besar bagi kenyamanan masyarakat dan wisatawan.
Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak untuk menangani masalah ini. Dengan demikian, bukan tidak mungkin Kayutangan akan menjadi kawasan wisata yang nyaman, produktif, dan ramah bagi semua wisatawan dan masyarakat sekitar.Adjie Gagah S. Hub_Inter_Universitas_Muhamadiyah_Malang
